Selasa, 01 November 2011

Pestisida bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti kanker, ADHD pada anak, gangguan sistem saraf dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Beruntunglah bagi yang gemar kopi luwak karena kopi ini lebih bebas pestisida.
Pestisida seringkali disebut sebagai ‘racun’. Tapi banyak petani yang menggunakan pestisida untuk mencegah kerusakan atau pembusukan.
Meski dalam jumlah tertentu, penggunaan pestisida untuk tanaman masih dapat ditolerir tubuh tapi alangkah lebih baiknya jika sebisa mungkin tidak terkena paparannya.
Kenapa kopi luwak bebas pestisida? Ini karena pestisida pada kopi telah ‘dibersihkan’ secara alami di dalam perut luwak.
Kopi luwak merupakan jenis kopi yang sering dimakan luwak atau musang (Paradoxorus hermaphroditus) dan mengalami fermentasi di dalam perut dan sistem pencernaan hewan mamalia tersebut.
Biji kopi tidak hancur pada proses sistem pencernaan luwak yang sederhana, karena biji kopi terbungkus oleh kulit ari yang keras. Biji kopi kemudian akan keluar bersamaan dengan feses. Kopi inilah yang dikenal sebagai kopi luwak.
Bagi para penggemar dan pecinta kopi, kopi luwak dinilai memiliki rasa lebih enak ketimbang jenis kopi yang lain. Hal ini membuat harga kopi luwak membumbung tinggi.
“Pada dasarnya, secara kesehatan kopi luwak memiliki manfaat yang sama dengan kopi lainnya,” ujar dr Phaidon L Toruan, pakar hidup sehat dari Jakarta Anti-aging & Executive Fitness Consultant, saat dihubungi detikHealth, Rabu (21/7/2010).
Tapi menurut dr Phaidon, kopi luwak memiliki beberapa keuntungan dari kopi lainnya, terutama karena kopi ini diolah secara alami di dalam perut luwak, yaitu:
1. Bersih dari pestisida
Pestisida yang terdapat pada biji kopi akan ‘dibersihkan’ secara alami di dalam perut luwak. Sehingga, kopi yang terbawa bersamaan dengan feses luwak telah bebas dari kandungan pestisida yang berbahaya.
2. Biji kopi yang dipilih adalah biji kopi terbaik
Naluri hewan luwak pasti akan memilih biji kopi yang terbaik atau paling matang. Pendapat ini juga diamini oleh Dr Ir Yadi Haryadi, Msc, Ahli Teknologi Pangan IPB.
“Ini memberi keuntungan, karena pada kopi biasa kemungkinan ada pencampuran antara biji kopi yang mentah dan matang, yang bisa mengurangi kualitas kopi,” jelas Dr Yadi.
3. Proses fermentasi yang alami pada pencernaan luwak
“Proses fermentasi alami dalam perut luwak, memberikan perubahan komposisi kimia pada biji kopi,” tutur dr Phaidon, yang juga pengarang buku ‘Fat Loss Not Weight Loss’.
Fermentasi alami pada pencernaan luwak dapat meningkatkan kualitas rasa kopi, karena selain berada pada suhu fermentasi optimal, juga dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada pada pencernaan luwak.
Fermentasi ini menyebabkan protein kopi menjadi lebih rendah dan lemak lebih tinggi. Protein terkait dengan rasa pahit pada kopi, jadi semakin rendah protein maka rasa kopi menjadi semakin tidak pahit.
Sedangkan kandungan lemak yang tinggi, membuat rasa kopi semakin nikmat. Ini sama halnya dengan makanan lain, semakin tinggi lemak maka makanan akan semakin enak.
“Tapi pada dasarnya, untuk manfaat kesehatan, kopi luwak sama saja dengan kopi lain, yaitu tetap mengandung kafein yang dapat menaikkan detak jantung,” pungkas dr Phaidon.

health.detik.com