Minggu, 18 September 2011

cara membedakan kopi luwak asli atau palsu


Untuk anda yang bukan penikmat kopi, mungkin akan sedikit kesulitan dalam membedakan mana kopi luwak yang asli dan mana kopi luwak yang palsu.

Cara termudah dalam membedakan kopi luwak asli untuk orang awam adalah:

1. Terlihat dari cream yang muncul diatas air kopi luwak yang sudah di seduh

Kopi luwak asli mengeluarkan cream secara alami tanpa campuran apapun. Hal ini bisa terjadi karena biji kopi luwak tersebut ketika di grinder masih berada di dalam kulit ari. Kulit ari tersebutlah yang membuat kopi luwak yang sudah di seduh tersebut keluar creamer nya.

2. Rasa yang tertinggal di tenggorokan

Cara kedua yang paling mudah dalam membedakan mana kopi luwak asli dan bukan adalah dari rasanya. Jika kita bukan penikmat kopi, mungkin akan kesulitan. Jika anda meminum kopi luwak asli, maka rasa kopi luwak tersebut akan tertinggal di tenggorokan dalam waktu 30 menit – 1 jam setelah anda selesai meminum kopi luwak asli tersebut. Inilah yang membuat kenapa kopi luwak tersebut menjadi mahal harga nya.

3. Aroma

Kopi luwak asli memiliki aroma yang kuat, berbeda dari kopi biasa yang kita temui di pasaran. Aroma kuat tersebut akan terasa terutama pada produk kopi luwak arabica.

Itulah ketiga cara termudah dalam membedakan kopi luwak asli dan palsu. Cara ini berdasarkan pengalaman penulis sendiri, dan memang terbukti efektif dalam membedakan mana kopi luwak asli dan palsu.

Rabu, 14 September 2011

Wow, Masyarakat Jerman Rela Antre Demi Kopi Luwak

TRIBUNNEWS.COM - Pada tanggal 8 sampai 10 September diadakan pameran kopi di Koeln Messe di Jerman. Pameran tersebut diadakan oleh pemerintah Jerman dan dinamakan Coffeena. Pameran tersebut diikuti oleh berbagai perusahaan kopi dari seluruh dunia, mulai dari para pengusaha kopi traditional, roaster dan trader dari berbagai negara di Eropa dan juga perusahaan pembuat mesin mesin kopi yang kebanyakan dari Italia.

Untuk pameran kali ini, Indonesia Trade Promotin Center Hamburg mengkoordinir stand Indonesia. Pada kesempatan ini pengusaha Indonesia diwakili oleh perusahan kopi yang sudah lama bermain di business kopi dan juga pemda Indonesia, antara lain PT. Taman Delta Indonesia (exporter coffee bean), Fortunium (produsen kopi Luwak), Tapis Luwak, Pemda Jawa Barat (diwakili oleh Paris van Java), dan Pemda Enrekang- Sulawesi Selatan.

Bom emas kopi luwak

Kopi yang dihasilkan oleh biji kopi Luwak ini sangat unik rasanya, tak heran jika kopi jenis ini sukses mendapatkan tempat di hati para pecinta kopi.
Setiap pon biji kopi yang dikumpulkan dari kotoran hewan Luwak ini dapat dihargai hingga ratusan dolar AS. Beberapa negara yang memiliki banyak hewan Luwak seperti Indonesia dan Filipina pun terkena dampak dari "bom emas" kopi Luwak.

Menurut berita harian ekonomi, Luwak adalah  hewan malam yang mempunyai kebiasaan mencari dan makan buah kopi matang yang paling enak di perkebunan kopi dan membuang biji kopi yang tidak dapat dicerna melalui kotorannya.

Sukses Berbisnis Kopi Luwak

Kenikmatan dan popularitas kopi luwak sudah tersebar di Indonesia dan mancanegara. Karena kenikmatannya yang khas dan istimewa, Anda  harus mengeluarkan uang paling sedikit 80.000 rupiah untuk mendapatkan secangkir kopi luwak. Terutama di luar negeri, secangkir kopi luwak dijual paling rendah U$ 50, sekitar Rp 450.000.

Berbagai media lokal dan internasional, baik elektronik maupun cetak, telah banyak mengupas tentang khasiat dan rasa spesial kopi luwak. Acara talkshow The Oprah Winfrey Show juga pernah membahas tentang si kopi fases ini. Bahkan, Presiden Republik Indonesia pernah memberikan kopi luwak sebagai oleh-oleh dari Indonesia kepada Perdana Menteri Australia.

Mahalnya harga kopi luwak sangat beralasan. Di samping dengan kenikmatan rasanya, juga proses pembuatannya yang unik dan tidak bisa diproduksi secara besar. Kopi luwak hanya dihasilkan dari biji-biji kopi pilihan melalui proses fermentasi dalam sistem pencernaan luwak atau musang. Maka, produksi kopi luwak hanya mengandalkan ketersediaan hewan luwak, baik dari penangkaran maupun alam bebas.

Akan tetapi dari hal di atas, justru di sinilah nilai bisnis dan peluang usaha yang bisa kita rebut untuk mendapatkan keuntungan besar.  Bagaimana caranya? Anda hanya perlu menyiapkan empat hal dasar, yaitu menyediakan luwak, membuat kandang, mempersiapkan buah kopi, dan menyediakan pakan lainnya.

Jika tidak memiliki kebun kopi sendiri, Anda bisa bekerjasama dengan pemilik perkebunan kopi. Pemilik perkebunan kopi dapat menjamin ketersediaan buah kopi yang sudah matang, dengan sistem bagi hasil atau jual-beli. Bisnis ini sangat menggiurkan jika dikelola dengan baik dan tepat.

Menguak Kemitraan Kedai Kopi Luwak

KOMPAS.com — Kopi luwak terkenal sebagai kopi paling mahal di dunia. Kopi yang sejatinya berasal dari kotoran atau feses musang (Paradoxurus hermaphroditus) yang masih berbentuk biji kopi ini disuka lantaran mempunyai tingkat keasaman yang rendah.
Pamor kopi luwak yang sudah mendunia inilah yang membuat Mifta Khur Rokhman berani menawarkan usaha Mr Luwak Coffee kepada khalayak pada Maret 2011. Mifta sendiri baru membuka usaha kopi luwaknya ini pada Desember 2010. Kini Mifta sudah punya tiga gerai milik sendiri di Gresik, Surabaya, dan Malang.
Mifta mengaku, untuk tawaran kemitraan itu, dia sudah mendapat penawaran kerja sama dari beberapa calon di Batam, Bandung, Lumajang, dan Surabaya.
Walau menyuguhkan kopi luwak asli, Mifta tidak menempatkan Luwak Coffee sebagai minuman kelas atas. "Mr Luwak Coffee menyasar semua kalangan," ujarnya.
Bahan baku kopi Mr Luwak Coffe adalah kopi jenis arabika dari kotoran musang yang ditangkarkan di kawasan perkebunan kopi di Lampung Selatan. Menurut ahli kopi, kopi luwak hasil penangkaran tergolong sebagai kopi luwak kelas dua. "Yang kelas satu adalah kopi luwak dari musang yang masih liar," tutur Mifta.
Kopi luwak hutan menjadi kopi paling mahal karena rasanya paling enak. Namun, untuk mendapatkan kopi luwak hutan jelas sangat susah. Itulah sebabnya Mifta memilih memakai kopi luwak penangkaran. "Rasanya hampir mirip dengan kopi luwak asal hutan," klaimnya.
Untuk menjadi mitra Mr Luwak Coffee, Mifta menawarkan paket investasi senilai Rp 10 juta. Investasi itu di luar sewa tempat. Dengan investasi sebesar itu, calon mitra akan mendapatkan tempat berjualan, yaitu booth, paket promosi, perlengkapan dan peralatan, serta bahan baku untuk 210 cangkir kopi.
Karena mengusung konsep kemitraan, Mr Luwak Coffee tidak membebankan royalty fee kepada mitra. Mitra hanya diwajibkan untuk membeli bahan baku kopi luwak yang dikemas dalam bentuk saset. "Jadi, tinggal diseduh. Lebih praktis dan cepat," kata Mifta, berpromosi.
Mifta menjual satu pak kopi luwak isi 25 saset seharga Rp 250.000 plus gula Rp 100 per saset isi 3 gram. Mifta juga mengharuskan mitra membeli creamer seharga Rp 15.000 per botol untuk 50-100 cangkir.
Kepada mitra, Mifta mematok harga jual Rp 15.000 per cangkir. Harga itu memang jauh lebih murah dibandingkan dengan menikmati kopi luwak di restoran atau kafe lain.
Jika konsumen ingin menambah krim, dikenakan tambahan biaya Rp 1.000 per cangkir sehingga harganya menjadi Rp 16.000. Dengan target penjualan 30 cangkir per hari, omzet mitra diperkirakan sebesar Rp 450.000 sampai Rp 500.000 per hari. Jika target tercapai, mitra balik modal setelah empat bulan.
Menurut Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) Amir Karamoy, bisnis kopi luwak sangat menarik, bahkan bisa bagus di pasar ekspor. Namun, harga yang sangat murah malah akan menjadi bumerang karena bisa menjadi sumber keraguan keaslian kopi luwak. "Terkadang kopi luwak sudah dicampur dengan kopi lain sehingga nikmatnya berkurang," katanya. (Handoyo/Kontan)

sumber 

Rabu, 07 September 2011

sejarah kopi indonesia dan dunia

Sejarah kopi di dunia
Sejarah kopi dapat ditelusuri jejaknya dari sekitar abad ke-9, di dataran tinggi Ethiopia. Dari sana lalu menyebar ke Mesir dan Yaman, dan kemudian pada abad limabelas menjangkau lebih luas ke Persia, Mesir, Turki dan Afrika utara.

Pada awalnya kopi kurang begitu diterima oleh sebagian orang. Pada tahun 1511, karena efek rangsangan yang ditimbulkan, dilarang penggunaannya oleh para imam konservatif dan othodoks di majelis keagamaan di Makkah. Akan tetapi karena popularitas minuman ini, maka larangan tersebut pada tahun 1524 dihilangkan atas perintah Sultan Selim I dari Kesultanan Utsmaniyah Turki. Di Kairo, Mesir, larangan yang serupa juga disahkan pada tahun 1532, di mana kedai kopi dan gudang kopi ditutup.

Dari dunia Muslim, kopi menyebar ke Eropa, di mana minuman ini menjadi populer selama abad ke-17. Orang Belanda adalah yang pertama kali mengimpor kopi dalam skala besar ke Eropa, dan pada suatu waktu menyelundupkan bijinya pada tahun 1690, karena tanaman atau biji mentahnya tidak diijinkan keluar kawasan Arab. Ini kemudian berlanjut pada penanaman kopi di Jawa oleh orang Belanda.

Ketika kopi mencapai kawasan koloni Amerika, pada awalnya tidak sesukses di Eropa, karena dianggap kurang bisa menggantikan alkohol. Akan tetapi, selama Perang Revolusi, permintaan terhadap kopi meningkat cukup tinggi, sampai para penyalur harus membuka persediaan cadangan dan menaikkan harganya secara dramatis; sebagian hal ini karena didasari oleh menurunnya pesediaan teh oleh para pedagang Inggris. Minat orang Amerika terhadap kopi bertumbuh pada awal abad ke-19, menyusul terjadinya perang pada tahun 1812, di mana akses impor teh terputus sementara, dan juga karena meningkatnya teknologi pembuatan minuman, maka posisi kopi sebagai komoditas sehari-hari di Amerika menguat.


Sejarah Kopi di Indonesia

Kopi Indonesia saat ini ditilik dari hasilnya, menempat peringkat keempat terbesar di dunia. Kopi memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia diberkati dengan letak geografisnya yang sangatlah cocok bagi tanaman kopi. Letak Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi kopi.

Asal-usul

Pada awalnya kopi di Indonesia berada di bawah pemerintah Belanda. Kopi diperkenalkan di Indonesia lewat Sri Lanka (Ceylon). Pada awalnya pemerintah Belanda menanam kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi dan Bogor. Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra dan Sulawesi. Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia terserang hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Pada saat itu kopi juga ditanam di Timor dan Flores. Kedua pulau ini pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa Portugis. Jenis kopi yang ditanam di sana juga adalah kopi Arabika. Kopi ini tidak terserang hama.
Biji kopi yang telah digoreng

Pemerintah Belanda kemudian menanam kopi Liberika untuk menanggulangi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Kopi Liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial. Biji kopi Liberika sedikit lebih besar dari biji kopi Arabika dan kopi Robusta. sebenarnya, perkebunan kopi ini tidak terserang hama, namun ada revolusi perkebunan dimana buruh perkebunan kopi menebang seluruh perkebunan kopi di Jawa pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumya