Rabu, 14 September 2011

Wow, Masyarakat Jerman Rela Antre Demi Kopi Luwak

TRIBUNNEWS.COM - Pada tanggal 8 sampai 10 September diadakan pameran kopi di Koeln Messe di Jerman. Pameran tersebut diadakan oleh pemerintah Jerman dan dinamakan Coffeena. Pameran tersebut diikuti oleh berbagai perusahaan kopi dari seluruh dunia, mulai dari para pengusaha kopi traditional, roaster dan trader dari berbagai negara di Eropa dan juga perusahaan pembuat mesin mesin kopi yang kebanyakan dari Italia.

Untuk pameran kali ini, Indonesia Trade Promotin Center Hamburg mengkoordinir stand Indonesia. Pada kesempatan ini pengusaha Indonesia diwakili oleh perusahan kopi yang sudah lama bermain di business kopi dan juga pemda Indonesia, antara lain PT. Taman Delta Indonesia (exporter coffee bean), Fortunium (produsen kopi Luwak), Tapis Luwak, Pemda Jawa Barat (diwakili oleh Paris van Java), dan Pemda Enrekang- Sulawesi Selatan.

Bom emas kopi luwak

Kopi yang dihasilkan oleh biji kopi Luwak ini sangat unik rasanya, tak heran jika kopi jenis ini sukses mendapatkan tempat di hati para pecinta kopi.
Setiap pon biji kopi yang dikumpulkan dari kotoran hewan Luwak ini dapat dihargai hingga ratusan dolar AS. Beberapa negara yang memiliki banyak hewan Luwak seperti Indonesia dan Filipina pun terkena dampak dari "bom emas" kopi Luwak.

Menurut berita harian ekonomi, Luwak adalah  hewan malam yang mempunyai kebiasaan mencari dan makan buah kopi matang yang paling enak di perkebunan kopi dan membuang biji kopi yang tidak dapat dicerna melalui kotorannya.

Sukses Berbisnis Kopi Luwak

Kenikmatan dan popularitas kopi luwak sudah tersebar di Indonesia dan mancanegara. Karena kenikmatannya yang khas dan istimewa, Anda  harus mengeluarkan uang paling sedikit 80.000 rupiah untuk mendapatkan secangkir kopi luwak. Terutama di luar negeri, secangkir kopi luwak dijual paling rendah U$ 50, sekitar Rp 450.000.

Berbagai media lokal dan internasional, baik elektronik maupun cetak, telah banyak mengupas tentang khasiat dan rasa spesial kopi luwak. Acara talkshow The Oprah Winfrey Show juga pernah membahas tentang si kopi fases ini. Bahkan, Presiden Republik Indonesia pernah memberikan kopi luwak sebagai oleh-oleh dari Indonesia kepada Perdana Menteri Australia.

Mahalnya harga kopi luwak sangat beralasan. Di samping dengan kenikmatan rasanya, juga proses pembuatannya yang unik dan tidak bisa diproduksi secara besar. Kopi luwak hanya dihasilkan dari biji-biji kopi pilihan melalui proses fermentasi dalam sistem pencernaan luwak atau musang. Maka, produksi kopi luwak hanya mengandalkan ketersediaan hewan luwak, baik dari penangkaran maupun alam bebas.

Akan tetapi dari hal di atas, justru di sinilah nilai bisnis dan peluang usaha yang bisa kita rebut untuk mendapatkan keuntungan besar.  Bagaimana caranya? Anda hanya perlu menyiapkan empat hal dasar, yaitu menyediakan luwak, membuat kandang, mempersiapkan buah kopi, dan menyediakan pakan lainnya.

Jika tidak memiliki kebun kopi sendiri, Anda bisa bekerjasama dengan pemilik perkebunan kopi. Pemilik perkebunan kopi dapat menjamin ketersediaan buah kopi yang sudah matang, dengan sistem bagi hasil atau jual-beli. Bisnis ini sangat menggiurkan jika dikelola dengan baik dan tepat.

Menguak Kemitraan Kedai Kopi Luwak

KOMPAS.com — Kopi luwak terkenal sebagai kopi paling mahal di dunia. Kopi yang sejatinya berasal dari kotoran atau feses musang (Paradoxurus hermaphroditus) yang masih berbentuk biji kopi ini disuka lantaran mempunyai tingkat keasaman yang rendah.
Pamor kopi luwak yang sudah mendunia inilah yang membuat Mifta Khur Rokhman berani menawarkan usaha Mr Luwak Coffee kepada khalayak pada Maret 2011. Mifta sendiri baru membuka usaha kopi luwaknya ini pada Desember 2010. Kini Mifta sudah punya tiga gerai milik sendiri di Gresik, Surabaya, dan Malang.
Mifta mengaku, untuk tawaran kemitraan itu, dia sudah mendapat penawaran kerja sama dari beberapa calon di Batam, Bandung, Lumajang, dan Surabaya.
Walau menyuguhkan kopi luwak asli, Mifta tidak menempatkan Luwak Coffee sebagai minuman kelas atas. "Mr Luwak Coffee menyasar semua kalangan," ujarnya.
Bahan baku kopi Mr Luwak Coffe adalah kopi jenis arabika dari kotoran musang yang ditangkarkan di kawasan perkebunan kopi di Lampung Selatan. Menurut ahli kopi, kopi luwak hasil penangkaran tergolong sebagai kopi luwak kelas dua. "Yang kelas satu adalah kopi luwak dari musang yang masih liar," tutur Mifta.
Kopi luwak hutan menjadi kopi paling mahal karena rasanya paling enak. Namun, untuk mendapatkan kopi luwak hutan jelas sangat susah. Itulah sebabnya Mifta memilih memakai kopi luwak penangkaran. "Rasanya hampir mirip dengan kopi luwak asal hutan," klaimnya.
Untuk menjadi mitra Mr Luwak Coffee, Mifta menawarkan paket investasi senilai Rp 10 juta. Investasi itu di luar sewa tempat. Dengan investasi sebesar itu, calon mitra akan mendapatkan tempat berjualan, yaitu booth, paket promosi, perlengkapan dan peralatan, serta bahan baku untuk 210 cangkir kopi.
Karena mengusung konsep kemitraan, Mr Luwak Coffee tidak membebankan royalty fee kepada mitra. Mitra hanya diwajibkan untuk membeli bahan baku kopi luwak yang dikemas dalam bentuk saset. "Jadi, tinggal diseduh. Lebih praktis dan cepat," kata Mifta, berpromosi.
Mifta menjual satu pak kopi luwak isi 25 saset seharga Rp 250.000 plus gula Rp 100 per saset isi 3 gram. Mifta juga mengharuskan mitra membeli creamer seharga Rp 15.000 per botol untuk 50-100 cangkir.
Kepada mitra, Mifta mematok harga jual Rp 15.000 per cangkir. Harga itu memang jauh lebih murah dibandingkan dengan menikmati kopi luwak di restoran atau kafe lain.
Jika konsumen ingin menambah krim, dikenakan tambahan biaya Rp 1.000 per cangkir sehingga harganya menjadi Rp 16.000. Dengan target penjualan 30 cangkir per hari, omzet mitra diperkirakan sebesar Rp 450.000 sampai Rp 500.000 per hari. Jika target tercapai, mitra balik modal setelah empat bulan.
Menurut Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) Amir Karamoy, bisnis kopi luwak sangat menarik, bahkan bisa bagus di pasar ekspor. Namun, harga yang sangat murah malah akan menjadi bumerang karena bisa menjadi sumber keraguan keaslian kopi luwak. "Terkadang kopi luwak sudah dicampur dengan kopi lain sehingga nikmatnya berkurang," katanya. (Handoyo/Kontan)

sumber